Head Line News

Sejarah Generasi Pemerintahan Indonesia

Written By Qassam Corporation on Sabtu, 19 Januari 2013 | 07.35



KULWIT  Ade Ibnu Utami, Ka. Bappilu DPW PKS Lampung
1.Semoga catatan kecil ini bermanfaat utk generasi baru yang sedang dipersiapkan sejarah Indonesia
2. Usia alami manusia dapat capai 120 tahun. Ibnu Khaldun menyimpulkan bahwa pemerintahan suatu kerajaan miliki usia alami layaknya manusia.
3. Pemerintahan biasanya tidak melebihi dari usia 3 generasi. Artinya 40 tahun sebuah pemerintahan dihitung 1 generasi
4. Generasi pertama memiliki karakter keras, pemberani, menikmati kebesaran dl kebersamaan fanatisme (nasionalisme)
5. Generasi kedua telah mengalami perubahan kondisi mengelola kekuasaan dan kekayaan, berperadaban, makmur, mewah dan individual
6. Generasi ketiga, mereka kehilangan kehormatan dan fanatisme. Gaya hidup mewah, senang mengelabui masy dg pangkat dan seragam yg dikenakan
7. Menurut Ibnu Khaldun, setelah generasi ketiga itulah kehancuran total sebuah kerajaan.
8. Apakah siklus 120 tahun itu bisa kita pakai utk analisa Indonesia? Menurut saya sangat bisa.
9. Mari kita hitung siklus ini di negara yg kita cinta Indonesia. Dg mengambil momentum kebangkitan nasional 1908 sbg permulaan siklus ini.
10. Generasi pertama negara ini berada pd masa 1908--1948. Pd masa ini para pendiri negara berkarakter: keras, pemberani dan nasionalis.
11.Tokoh2 pd generasi ini tentunya lahir dari perihnya penjajahan. Wahidin lahir 1852, Dr. Soetomo 1888, Soekarno (1901), Hatta (1902) dll
12. Berikutnya generasi kedua negara ini berada pada masa 1949--1989
13. Pada 40 tahun kedua, Negara ini mulai dikelola kekuasaan dan kekayaannya, berperadaban, makmur, mewah dan mulai individual.
14. Soekarno sbg presiden pertama memainkan peran sejarahnya. Tentu dg segenap plus minusnya. Dilanjutkan Soeharto melalui "kudetanya"
15. Pd generasi ini catatan peradaban Indonesia dimulai. Prestasi demi prestasi dicatat. Indonesia menjadi negara dan bangsa yg disegani!
16. Pd generasi ini jg swasembada beras diakui dunia (1984). Prestasi olah raga sbg jawara asia tenggara. Indonesia adalah macan asia. Gagah
17. Catat: tokoh2 pengelola negara masa ini adlh mereka yg mngecap heroisme perjuangan. Soeharto (1921, Adam Malik (1917), Alamsyah (1925)
18. Sedangkan generasi ketiga 1990--2030. Sekarang 2013, masih tersisa 17 tahun lg.
19. Karakter generasi ketiga sangat nyata. Kehilangan kehormatan dan nasionalisme, bermewahan dan memperkaya diri, senang mengelabui rakyat.
20. 1989-1994 adalah PELITA V OrBa. 1 pelita lg tahap lepas landas dl terminologi ORBA. inilah titik puncak sekaligus titik baliknya.
21. Ini prestasi th 1994 pendapatan perkapita Indonesia US 800$, sebelumnya hanya US 70$ th 1969.
22. Meningkatnya pendapatan perkapita ternyata menyimpan bom waktu yaitu ketimpangan sosial. kata bang haji: yang kaya makin kaya yang...dst
23. Pd kurun ini pula penyakit KKN menggurita: korupsi, kolusi dan nepotisme. Kemudian mendorong Reformasi 1998 dimotori mhsiswa. Hidup mhs!
24. Catat: tokoh2 pngella ngra sbl reformasi adl mrk yg masih kanak2 pd gnrs pertama. Harmoko (1939), Tungky ari w (1936), bob hasan (1931)
25. Catat juga: pd masa itu sdh mulai masuk tokoh yg tdk mengecap hroisme 45. Sprt Akbar Tanjung (menpora 88-93) lahir stlh merdeka 30/8/45
26. Setelah reformasi dg segudang harapannya. 1998-2013 ternyata semakin mempertegas karakter generasi ketiga negara ini.
27. Pengelola negara makin kehilangan kehormatan, kehilangan nasionalisme, makin bermewah2an dan makin senang mengelabui rakyat
28. Cont: di luar segudang prestasi pa Habibie, pada kepemimpinan beliau prop Timor Timur lepas dari NKRI. 19 Okt 1999! Sedih
29. Begitupun pasca reformasi. Masy disuguhi tontonan yg sangat memprihatinkan. Pemerintah hanya sibuk pertahankan kekuasaan.
30. Jabatan yg diembannya hanya utk memperkaya diri dan kelmpoknya. Pjbat sibuk dg kemewahan gratifikasi. Masy dikelabui dg citraa dan janji
31. Fakta: 1999 Indonesia negara terkorup ketiga setelah Nigeria dan Kamerun. Bgtpun th 2009 masih masuk terkorup.
32. Padahal saya masih ingat yg kita tuntut dl reformasi salah satunya adalah Hapuskan KKN: korupsi, kolusi dan nepotisme! Sedih banget ini


33. Catat fakta ini: Pemerintah yg didukung karena "katakan TIDAK pada KORUPSI" dl kampanyenya. Justru sekarang terbelit urusan2 korupsi.
34. Catat: ternyata tokoh2 penglola ngara gnersi ke3 ini adl mereka yg sudah tdk mersakn heroisme 45. Gusdur (1940), Mega (1947), SBY (1949)
35. Catat juga nih: tokoh2 lainnya yg terlibat mengelola negara Agung laksono (1949), Hatta R (1959) dan jangan lupa Andi Malarangeng (1963)
36. 40 tahun ketiga ini (1990-2030) masih menyisakan 17 tahun lg. Berarti Indonesia msih mungkn dikelola dg krkter generasi ketiga. Waspada!
37. Bagaimana mengolah siklus ini? Tunggu kultwit berikutnya. Lawan!
38. Udah pegel. Dan mau blusukan ke daerah nun jauh disana. Hehehe

4 Pilar Kebangsaan

Written By Qassam Corporation on Selasa, 04 Desember 2012 | 06.09

Al Muzammil Yusuf Melakukan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di hadapan ibu-ibu Majelis Taklim se Bandar Lampung di TVRI Lampung

Penyerahan Piala

Penyerahan Piala Kepada Juara 1 Lomba Qosidah Oleh Anggota DPR RI Al Muzammil Yusuf
 di TVRI Lampung

PKS GELAR PELATIHAN KOMUNIKASI DAN PENGELOLAAN MASYARAKAT

Written By Qassam Corporation on Sabtu, 24 November 2012 | 09.21

Untuk memperkuat peran kader dimasyarakat, Dewan Pengurus Daerah Partai Keadilan Sejahtera (DPD PKS) Bandar Lampung menggelar pelatihan komunikasi dan pengelolaan masyarakat. Mengusung tema revitalisasi dakwah sya’biyah, diharapkan kader PKS harus menjadi bagian dari masyarakat dan bersama dengan masyarakat bekerja untuk kebaikan masyarakat.
Sekretaris Umum DPD PKS Bandar Lampung, Agus Djumadi mengatakan kader PKS harus menjadi bagian masyarakat, mendakwahkan nilai-nilai agama.
“kemampuan kader PKS dakam berinteraksi dengan masyarakat merupakan keharusan dan mestinya bisa terjadi secara alami dan inheren dalam setiap diri kader. Sehingga semakin hari dakwah ini memiliki pengaruh ditengah-tengah masyarakat baik dalam hal pionir kebajikan”, kata Agus.
Sementara itu. Ketua Panitia Kegiatan, Muchlas Bastari mengatakan gerakan dakwah yang diusung PKS tidak boleh jauh apalagi lepas dari masyarakat.

“gerakan dakwah lahir dari rahim masyarakat, gerakan dakwah  hadir untuk masyarakat, karena itu gerakan dakwah juga harus bisa bekerja bersama masyarakat,” kata Muchlas.

Gerakan dakwah akan lemah dan gagal ketika  tidak bisa membangun hubungan yang kuat  dengan masyarakat di mana gerakan dakwah itu berada.

“PKS tidak boleh hadir hanya untuk kadernya  saja, tapi PKS hadir untuk kadernya  dan  masyarakat  sebagaimana firman Alloh SWT  kalian adalah ummat terbaik yang diciptakan  sebagai rahmat bagi semua manusia. Menjadi rahmat bagi semua manusia,  menjadi pewarna bagi masyarakat tidak akan kita capai kecuali dengan berinteraksi langsung dan intens dengan masyarakat atau kata anak muda sekarang kudu gaul”, pungkas Muchlas.

Acara ini sendiri dilaksanakan di GSG DPW PKS Lampung, (11/11), dan dihadiri oleh 500 kader PKS. Sebagai pengisi acara PKS menghadirkan Ustadz Ahmad Jazuli, S.IP, anggota DPD RI, dan Ustadz Ahmad Yani dari Jakarta.

Contact Person : Agus Djumadi (Sekretaris Umum DPD PKS Bdl) 081541015027

Inilah Pengorbanan itu...

Written By Qassam Corporation on Sabtu, 17 November 2012 | 04.36

Oleh     :  Imam Maulana, S.T *)

    Salah satu momentum penting yang hadir di bulan November ini adalah peringatan Hari Pahlawan. Tentunya bukan hanya sekedar sebuah seremonial, akan tetapi bagaimana proses pewarisan dan meng-internalisasikan nilai kepada  pewaris peradaban ini. Salah satu nilai kepahlawanan yang akan selalu dan pasti akan kita jumpai dalam perjalanan seorang ‘pahlawan’ atau orang-orang besar yang pernah hadir  dalam sejarah atau dalam kajian-kajian tentang kepahlawanan adalah tentang sebuah Pengorbanan (At tadhiyah).
    Yang dimaksudkan dengan At tadhiyah menurut Hasan al Banna adalah “ Badzlannafsi, wal maali, wal waqti, wal hayati wa kulla syaiin fiy sabiilil ghoyah”..Mengorbankan jiwa, harta, waktu, kehidupan dan segala-galanya demi mencapai tujuan. Inilah semangat yang harus di tanamkan kepada seluruh kader dakwah agar dakwah ini bisa terus berjalan, agama ini mendapatkan kemenangan dan jihad dapat terus berjalan. Tetapi mungkin menjadi sebuah perenungan bagi kita para da’i, betapa masih sangat minimnya pengorbanan yang kita berikan untuk da’wah illalloh ini. Waktu kita habis untuk hal-hal yang kurang bermanfaat, bahkan terkadang waktu untuk tilawah qur’an kita tidak lebih banyak dari waktu yang kita habiskan untuk melihat dan memperbaharui status di jejaring sosial, infaq yang kita berikan terkadang tidak lebih besar dari harga sepatu yang kita kenakan, kita belum bisa memberikan kemanfaatan yang lebih kepada konstituen dan masyarakat. Berada pada level apapun kita, terus kita tingkatkan kapasitas dan kualitas diri kita agar kemampuan ‘berkorban’ kita menjadi semakin besar. Bagi kita yang di struktur bagaimana syuro’-syuro’ kita menghasilkan program-program yang aplikatif dan memberi kemanfaatan bagi masyarakat, bagi yang tidak di struktur bagimana kita giat merekrut dan membina masyarakat kita..hatta yaltafuna haulakum...agar mereka berada di sekeliling kita..bagi anggota legislatif atau pejabat publik lainnya agar lebih sering menjenguk konstituen dan mulai membangun simpul-simpul masa bukan hanya tebar pesona di media massa.
    Walau demikian kita berharap betapapun kecil pengorbanan yang kita berikan akan bisa memberi pengaruh bagi masyarakat dan objek dakwah kita. Tidak hanya diri dan keluarga, tetapi masyarakat kita ajarkan juga tentang nilai dan semangat pengorbanan. Kalaulah 891.374  orang penduduk kota Bandar Lampung (BPS,2011) mengorbankan Rp.1000,-/bulan dari hartanya maka akan terkumpul dana Rp. 891.374.000,-. Dalam setahun bisa terkumpul dana sebesar 10,6 Milyar, hampir menyamai Dana Insetif Daerah kota Bandar Lampung. Dana sebesar itu bisa untuk membangun 715 rumah bagi keluarga miskin sebesar 15 juta per rumahnya. Bukankah 1000 rupiah terkadang dianggap tidak ada artinya di rumah kita ? Inilah tantangan bagaimana kita mampu meng-kapitalisasi pengorbanan-pengorbanan yang kecil dan tersebar itu agar bisa menghasilkan sesuatu yang besar.
    “ Walaisa fiddunya jihaadun, laa tadhiyata ma’ah”...Tidak ada perjuangan di dunia ini yang tidak disertai dengan pengorbanan. Bahkan Bung Haji Rhoma Irama pun menulis dalam syairnya ‘pengorbanan sebagai syarat dalam perjuangan’. Oleh karenanya persiapkan segala sesuatunya dengan matang, Sediakan diri kita, harta, waktu pekerjaan dan semua yang kita miliki untuk memperjuangkannya. Jika pengorbanan yang kita lakukan mendapat pahala yang besar, tentunya ketidak peduliaan dan berdiam diri kita dari pengorbanan akan mendapatkan dosa.
Ada seorang kader dakwah dari kalangan petani. Ia telah mendaftarkan diri sebagai relawan ke Palestina. Bahkan, ia telah menjual kerbaunya untuk dibelikan senjata agar bisa digunakan untuk perang di Palestina. Kemudian ditanyakan kepadanya,” ya akhi, biarkanlah kerbau itu untuk keluargamu. Cukuplah bagimu untuk mendaftarkan diri sebagai relawan.” Dengan keluguannya, si petani menjawab,” Apakah Alloh hanya akan membeli jiwa kita saja, atau jiwa dan harta sekaligus untuk ditukarkan dengan surga? “...Sesungguhnya, Alloh telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. (QS.At Taubah,9: 111)
Inilah salah satu sebab kenapa orang-orang besar itu di catatkan namanya dalam sejarah, karena memang mereka memiliki pengorbanan yang lebih besar dan lebih banyak dibandingkan orang lain pada umumnya. Tentunya bagi kita adalah pengorbanan yang ikhlas yang tidak pernah mengharap balasan kecuali keridhoan Alloh. Walau sejarah mungkin tak pernah mencatat nama kita tapi sungguh Alloh, rosulNya dan orang-orang beriman akan menjadi saksi atas pengorbanan kita di jalan da’wah ini. Inilah pengorbanan yang di minta dari kita semua. Wallohu’alam bishowab

*)  Kader DPC PKS Sukarame,

DPC PKS Kec. PANJANG KURBAN 5 SAPI

Dewan Pengurus Cabang (DPC) PKS Kecamatan Panjang melakukan pemotongan hewan kurban dan memberikan bantuan pembangunan masjid kemarin.  Ketua DPC PKS Panjang, Aslam Surahman menjelaskan bahwa 5 ekor sapi yang didapat, berasal  dari sumbangan kader dan simpatisan PKS.  3 sapi dari DPD PKS Bandar Lampung dan 2 sapi dari kader dan simpatisan PKS yang ada di panjang. “Tahun lalu DPC Panjang memotong 2 sapi, Alhamdulillah tahun ini meningkat sehingga kita bisa memotong 5 sapi dan 2 kambing sumbangan dari DPW PKS Lampung ”.

Menurut ketua DPC PKS Panjang juga, “hewan kurban ini akan dipotong dan dibagikan kepada fakir miskin dan kaum dhuafa se kecamatan panjang serta masyarakat disekitar kantor DPC PKS Panjang.  Pelaksanaannya dipusatkan di halaman kantor DPC PKS Panjang di Jl. Selat Malaka II.  Sedangkan yang lainnya dilakukan di daerah Srengsem dan juga Karang Raya Timur.”
Menurut salah seorang warga panjang, Heru, mengatakan “pembagian daging kurban ini diterima dengan suka cita oleh warga yang menerima, mengingat kondisi ekonomi masyarakat yang masih sulit.  Selain itu juga menunjukkan PKS masih memiliki kepedulian terhadap masyarakat panjang khususnya fakir miskin dan dhuafa. Semoga kepedulian seperti ini masih terus ada dimasa masa mendatang”.

Selain melakukan pembagian daging kurban, DPC PKS panjang juga memberikan bantuan untuk pembangunan Masjid Nurul Mutaalimin di Karang Raya Timur .  Bantuan tersebut diterima oleh Ketua Pengurus Masjid, bapak Supratman yang didampingin tokoh masyarakat Ust. M. Zen dan Ust. Haikal.

Anggota DPRD Kota Bandar Lampung, Hendri Kurniawan dari FPKS menyampaikan  bahwa,   ” bantuan ini merupakan sumbangan yang dikumpulkan dari kader dan simpatisan PKS di panjang yang peduli terhadap kondisi sosial yang ada dilingkungan para kader dan simpatisan.  Karena setiap pengurus dan kader PKS harus peduli dan tanggap terhadap kondisi masyarakat dan lingkungan disekitarnya”.

Pengurus masjid menyampaikan terima kasih kepada DPC PKS atas bantuan yang diberikan, “insya allah bantuan ini akan membantu penyelesaian pembangunan Masjid Nurul Mutaalimin dan dengan selesainya pembangunan, mudah mudahan masjid ini akan semakin ramai dan makmur dalam menyebarkan nilai nilai Islam”.

DPC PKS Panjang juga menyerahkan bantuan untuk kegiatan para ustadz dan penceramah yang ada di panjang, dengan harapan dapat membantu kelancaran kegiatan para ustadz dan pencaramah dalam menjalankan tugas dakwah di kecamatan panjang. 

Kegiatan ini diakhiri dengan makan bersama antara anggota DPRD FPKS, pengurus DPC PKS, kader dengan masyarakat yang hadir sehingga menjadi ajang silaturahmi antara PKS dengan dengan tokoh masyarakat, para ustadz, dan masyarakat panjang

KPU Verifikasi Faktual Kantor PKS

Written By Qassam Corporation on Jumat, 02 November 2012 | 06.28



KPU Kota Bandar Lampung melakukan verifikasi faktual ke kantor DPD PKS Kota Bandar Lampung,selasa (30/10).Verifikasi faktual merupakkan tindak lanjut dari verifikasi adminnistrasi sebelumnya.Hadir dalam rombongan KPU ketua KPU Kota andar Lampung Fauzi Heri,di dampingi oleh sekertaris KPU beserta staf.
Saat menyambut tim verifikasi, ketua DPD PKS Kota Bandar Lampung, Syarif Hidayat mengatakan PKS Bandar Lampung siap untuk di verifikasi.


“ Bahkan sebelum  Tim Verifikasi  dari KPU datang, PKS telah melakukan verifikasi mandiri terhadap persyaratan untuk mengikuti  pemilu. Terutama sekali kami memverifikasi ulang KTA PKS” ucap syarif.
Sementara itu, ketua KPU Bandar lampung, Fauzi Heri mengatakan bahwa kedatangan tim verifikasi KPU Bandar Lampung  ini merupakan amanat dari undang – undang No 8 Tahun 2012 Tentang pemilu legislatif.
“saat ini kita melakukan 2 tahap verifikasi, pertama kami memverifikasi keberadaan kantor partai dan kepengurusannya. Kedua kami akan  verifikasi KTA langsung ke rumah – rumah”, kata Fauzi Heri.
Dari hasil verifikasi tersebut, KPU meminta PKS Bbandar Lampung melengkapi kekurangan yang ada.
“Ada beberapa poin yang harus dilengkapi  PKS,  pertama  terkait dengan administrasi kantor dan kedua masalah administrasi susunan kepengurusan” kata Fauzi  Heri
Menanggapi hasil  verifikasi itu, syarif  menyatakan  siap melengkapi  kekurangan tersebut,dan segera di serahkan ke KPU.
“InsyaAllah dalam satu hari kami selesaikan apa yang diminta KPU”kata syarif.

Contact Person :
Agus Djumadi (Sekretaris Umum DPD PKS Bdl) : 081541015027

Keikhlasan Dalam Berdakwah

Oleh :     Syarif Hidayat
Ketua DPD PKS Kota Bandar Lampung

Bangsa ini kian hari kian menunjukkan kondisi yang tidak ideal. Peristiwa kriminal terus terjadi dan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Korupsi dilakukan oleh orang-orang mulai dari pegawai tingkat rendahan sampai para pejabat negara. Kasus cabul dan pornografi adalah biasa.
Islam yang ajarannya mulia diacak-acak menjadi liberal dan hambar seperti bukan Islam lagi, atau sebaliknya, menjadi radikal dan malah merusak citra islam itu sendiri. Bencana semakin kerap terjadi, seperti  Allah hendak memberi peringatan keras, atau bahkan adzab atas sesuatu yang harus segera kita sadari.

Bukankah jumlah da’i akhir-akhir ini makin banyak? Bukankah jumlah ustadz, ulama, kyai, muballigh, hafidz qur’an, makin melimpah? Artinya, dengan demikian melimpahnya juru da’wah, bukankah seharusnya ummat ini makin baik dan akhlak bangsa makin terpuji?
Bukankah kini dakwah sudah dilakukan di mana-mana: di TV, radio, internet, koran, majalah, ribuan judul buku, bahkan panggung politik? Bukankah metode dakwah kian bervariasi untuk mengembangkan ‘titik sentuh’ yang makin beragam: tabligh akbar, taklim rutin, halaqah, dakwah lewat nasyid, artikel ilmiah, training kecerdasan spiritual, pelatihan salat khusyu’, dzikir berjamaah, bahkan sms dakwah?

Jangan-jangan, itu disebabkan oleh banyaknya juru dakwah yang TIDAK IKHLAS menjalankan misinya. Mungkin sekarang ini jumlah da’i memang banyak daripada jaman dulu, tetapi mereka yang benar-benar ikhlas berdakwah lebih sedikit dibandingkan jaman dulu.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus,  dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”

Ikhlas adalah memurnikan ketaatan kita kepada Allah, semata mengharap Ridha dari-Nya. Amalan ikhlas berarti amalan yang kita lakukan tanpa pamrih, tanpa maksud mencari keuntungan pribadi atau golongan, tanpa tendensi dan maksud tersembunyi. Ikhlas dalam beramal berarti tidak menuntut imbalan, kecuali  hanya berharap Allah memberikan balasan terbaik dari apa yang kita lakukan.

Ikhlas berdakwah berarti tidak menghitung-hitung hasil dakwah kita dengan segala bentuk imbalan duniawi: materi, pengaruh, nama besar, popularitas, dukungan massa, dan sebagainya. Dari dakwah yang ikhlas, kita hanya boleh berharap Allah melimpahkan hidayah kepada ummat yang kita dakwahi, melalui ikhtiar optimal yang kita lakukan. Kita hanya boleh berharap mereka  yang kita dakwahi menjadi orang-orang berkepribadian islami, dan turut bersama-sama memperjuangkan kalimat Allah.

Sejatinya, inilah yang harus kita sadari. Sesungguhnya segala yang kita lakukan dalam perjuangan dengan segala macam bentuk pengorbanannya adalah sesuatu  kebaikan yang kita lakukan untuk diri kita sendiri dan itu merupakan Hidayah terindah yang Allah berikan kepada kita. Sebab, setiap kita pada akhirnya, hanya akan memperoleh apa yang kita lakukan di dunia. “Dan seseorang tidak akan memperoleh selain dari apa yang telah dia usahakan.” Iman, hijrah, jihad dengan harta dan jiwa, itulah yang akan menghantarkan kita menjadi orang yang sukses sejati, sebagaimana yang Allah jelaskan: “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan.” (At-Taubah: 20).
Dengan kesadaran seperti inilah, diharapkan senantiasa hadir sikap keikhlasan dari jiwa – jiwa pejuang Islam, sikap yang akan mengantarkan mereka memperoleh apa yang menjadi harapan setiap pribadi muslim yaitu  keridlaan Allah SWT. Allahu ’Alam.



PKS Tebar 5000 Paket Daging Qurban

Written By Qassam Corporation on Senin, 29 Oktober 2012 | 07.01

Memaknai Idul Adha 1433, Dewan Pengurus Daerah Partai Keadilan Sejahtera (DPD PKS) Bandar Lampung salurkan 5000 paket daging qurban kepada masyarakat Bandar Lampung. Pendistribusian dilakukan serentak di 98 Dewan Pengurus Ranting (DPRa Kelurahan) PKS dan 13 Dewan Pengurus Cabang (DPC Kecamatan).

Ketua DPD PKS Bandar Lampung, Syarif Hidayat, S.T,  mengatakan, peringatan Idul Adha tahun ini dimaknai PKS sebagai momen bersyukur dan lebih mendekatkan Partai ke masyarakat. ''Penyembelihan dan pendistribusian tidak hanya dilakukan di Kantor DPD saja, tapi juga menyebar di semua kecamatan dan kelurahan struktur PKS,''ujar Syarif pada sambutan prosesi penyembelihan qurban di kantor DPC PKS Tanjung Karang Pusat.

'' Untuk PKS Bandar Lampung, ada 50 ekor hewan qurban yang terkumpul dan kami potong secara terpisah.  Hewan qurban ini diperoleh dari anggota dewan asal PKS serta sumbangan kader dan simpatisan,'' lanjut Syarif .

Syarif berharap selain kegiatan ini dapat memperkuat ukhuwah islamiyah juga diharapkan dapat meningkatkan tali silaturahmi dan rasa kebersamaan dengan masyarakat. Masyarakat juga lanjut Syarif, dapat lebih mendalami makna berkurban. Selain melatih jiwa berkurban, ibadah ini juga merupakan upaya menumbuhkembangkan kepedulian sosial kepada sesama manusia.

’’Semoga kita sebagai mukmin yang bertakwa dalam berkurban ini bisa mempersembahkan hewan kurban yang terbaik,” harap dia.

PKS dan Bangsa Verbal Aggression

Written By Qassam Corporation on Jumat, 19 Oktober 2012 | 08.05


Jika saja Jaya Suprana membuat rekor MURI untuk kategori partai yang paling banyak dihujat di dunia maya, pasti pemenangnya PKS. Mau bukti? Lihat saja situs berita (detik.comvivanews.comkompas.comokezone.com, dll) yang memuat kabar tentang PKS. Lalu klik kolom komentar dibawahnya. Deretan panjang komentar akan segera kita temui. Kalimatnya penuh hinaan, caci maki, hujatan dan sumpah serapah. Tak enak dibaca dan tak pantas didengar. PKS seakan jadi musuh bersama dan menjadi partai yang paling bobrok di Indonesia.

Kasus mutakhir ketika PKS memutuskan mendukung Foke-Nara dalam Pilgub DKI Jakarta putaran kedua. Langkah ini dikomentari dengan penuh semangat luar biasa oleh para netter. “PKS plin plan”, “PKS= Partai Korupsi Selalu”, “PKS jilat ludah sendiri”, “PKS partai munafik”, adalah sedikit contohnya. Belum lagi kata-kata kasar yang sangat tak pantas ditampilkan di artikel ini.

Saya sempat menjelejah kompas.com yang memberitakan rencana PKS melaporkan pihak tertentu yang menyebarkan fitnah terkait dukungan kepada Foke-Nara. Saat itu tercatat sebanyak 888 komentar dan mayoritas berisi kalimat negatif. Luar biasa!

Kuat dugaan saya, andaikata PKS akhirnya mendukung Jokowi-Ahok, hujatan serupa pasti akan diterima. Kira-kira begini komentarnya: “PKS partai bunglon”, “PKS partai oportunis”, “PKS partai pragmatis”, dan sebagainya. Singkat kata: apapun yang dilakukan PKS, hinaan dan caci maki akan datang bertubi-tubi. Serasional dan sebanyak apapun argumentasi PKS, tetap saja gelombang hujatan datang mendera.

Fenomena ini mengingatkan saya pada materi Membangun Kecerdasan Emosi dan Sosial Anak dalam Konferensi Pendidikan Anak Usia Dini, di Jakarta, dua tahun lalu yang disampaikan dua pakar dan praktisi pendidikan anak dari Florida, AS: Pamela Phelps, Ph.D dan Laura Stannard, Ph.D. Menurut keduanya, ada empat tahapan penyelesaian konflik yaitu: Pasif (Passive), Serangan Fisik (Physical Aggression), Serangan Bahasa (Verbal Aggression), dan Bahasa (Language).

Tahapan pertama Pasif (Passive)


Pada tahap ini, anak hampir tidak melakukan kontak sosial dan komunikasi dengan lingkungan. Tahapan ini dialami oleh para bayi yang belum bisa bicara dan berbuat banyak, terlebih menyelesaikan masalahnya.

Tahap kedua adalah Serangan fisik (Physical Aggression). 


Anak-anak usia praTK (sekitar 2-3 tahun) seringkali menyelesaikan masalah dengan melakukan serangan fisik berupa: tantrum (marah), berteriak, menggigit, menendang, memukul, atau melempar benda. Ia belum mempunyai perbendaharaan kata- kata untuk mengatasi persoalannya. Saat menginginkan mainan, seorang anak akan langsung merampas atau ketika marah pada temannya ia akan langsung memukul.

Tahap ketiga yaitu Serangan Kata-kata (Verbal Aggression). 


Ketika anak menginjak TK sekitar 4-6 tahun maka serangan fisik akan berkurang namun mereka mulai memahami kekuatan kata-kata. Mereka akan bergerak ke tahap ‘serangan kata-kata’. Anak perempuan usia 4 tahun kadang berkata: “Bajumu jelek!” atau “Kamu tidak boleh datang ke pesta ulang tahunku!”

Tahap keempat yaitu Bahasa (Language). 


Tahap ini, seorang anak sudah dapat menyelesaikan masalah dengan bahasa: kalimat yang positif, tidak kasar dan tidak menghakimi. Penggunaaan bahasa seperti ini merupakan cermin dari kematangan dan pengendalian emosi yang baik. Anak-anak yang akan masuk sekolah dasar sebaiknya sudah sampai pada tahapan bahasa untuk mengatasi persoalannya. Contoh: ketika seorang anak sedang membuat bangunan dengan balok, seorang teman menyenggol bangunannya. Anak itu berkata, “Aku tidak suka, kamu merobohkan rumahku.” Kemudian temannya itu menjawab, “Maaf aku tidak sengaja!” Masalah selesai dan kedua anak itu melanjutkan pekerjaannya.

Bercermin dari empat tahapan di atas, kasus hujatan kepada PKS secara jelas mengindikasikan kebanyakan masyarakat kita masih pada tahap verbal aggression. Kebanyakan anggota bangsa ini masih senang menyerang orang dengan kata-kata hinaan yang kasar. Ini terjadi karena tahapan tersebut tak dilalui dengan tuntas saat masih anak-anak.

Ironis tentu saja mengingat orang-orang yang mengakses internet mayoritas berpendidikan dan dari kalangan perkotaan. Dan lebih menyedihkan lagi, penyakit ini juga diidap oleh para pengamat yang notabene bergelar S2 dan S3.

Di sebuah situs berita, seorang pengamat politik dari universitas terkemuka ikut-ikutan melakukan verbal aggression kepada PKS. “PKS telah melakukan pendidikan politik yang buruk kepada masyarakat karena mendukung Foke,” katanya.

Lalu, dimana ia dan pengamat politik lainnya ketika PKS tak membolehkan kadernya yang menjadi menteri merangkap sebagai pengurus partai? Mengapa mereka tak berkata bahwa PKS telah melakukan pendidikan politik yang baik untuk bangsa ini?

Lalu dimana mereka (pengamat dan para netter) ketika di PKS tak ada tradisi rusuh dan politik uang ketika menggelar pergantian pimpinan partai? Mengapa mereka tak berkomentar bahwa ini adalah pendidikan politik yang patut diteladani?

Lalu dimana mereka ketika PKS hingga kini menjadi partai yang jauh lebih bersih dari korupsi dibandingkan partai lain? Mengapa mereka tak berkoar-koar bahwa PKS partai bersih dan harus menjadi role model partai di Tanah Air?

Dimana mereka…? Dimana mereka…? Sunyi senyap. Tak terdengar apresiasi sedikitpun dari mulut mereka ketika PKS melakukan kebijakan-kebijakan politik yang positif.

Pertanyaan selanjutnya: dosakah mendukung Foke-Nara? Apakah PKS tidak pro perubahan? Apakah PKS partai munafik karena kini mau bergabung ke Foke meski dulu berseberangan? Jawaban pertanyaan ini adalah:

Pertama, Politik tidak hitam putih. Dalam literatur politik manapun kerap disebutkan bahwa politics is art of possible. Kalau politik itu kaku dan hitam putih, PKS sudah pasti tak akan terjun ke politik. Kalau politik itu hitam putih, tentu saja PKS tak akan pernah mau berkoalisi atau mendukung orang atau partai yang kadernya sering korupsi. Karena PKS itu berhak mengklaim dirinya sebagai partai bersih berdasarkan data dan fakta di lapangan. Politik itu ekuivalen dengan dakwah. Harus mengayomi, mengajak, merangkul, saling bergandengan tangan dengan sebanyak mungkin orang.

Kedua, pro perubahan atau tidak, bukan ditentukan oleh sikap PKS mendukung Jokowi atau tidak. Jika mendukung Jokowi berarti pendukung perubahan, bagaimana kita menjelaskan kasus-kasus yang membelit partai pendukung Jokowi? Mulai dari korupsi, amoral, asusila, dan sebagainya. Jadi dukung Jokowi=Pro perubahan adalah opini yang menyesatkan dan membahayakan. Bukankah kasus-kasus tersebut menjadi indikasi kuat anti perubahan?

Ketiga, apa salahnya PKS berbalik mendukung Foke walau di putaran pertama menjadi competitor? Terlalu banyak contoh politik dimana dulu satu sama lain berseberangan, di kemudian hari justru bergandengan tangan.

Akhirnya, Verbal aggression harus dihentikan karena sarat dengan nilai-nilai subjektifitas, sinisme, tendensius, egoistis dan kebencian tanpa alasan. Verbal aggression jauh dari sikap objektif, rasional, santun dan bermoral. 

Tapi nampaknya, penyakit ini sulit sembuhkan dalam waktu singkat. Dan kita pun akan terus melihat para pengidap verbal aggression di negeri ini menghujat setiap langkah yang dilakukan PKS dan anggotanya. Apakah Jaya Suprana akan tergerak memberikan rekor MURI? 



Penulis : Erwyn Kurniawan

Sumber : Islamedia.web.id

HOMEBASE

Testimoni Senam PKS Bandar Lampung

PKS TV

?max-results=10">Seputar PKS');
    ?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template | PKS PIYUNGAN
Copyright © 2011. PKS-BANDAR LAMPUNG - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger