Home » , , » Catatan Perjalanan Mukhayyam 2012 (Tri Mulyono, Lc )

Catatan Perjalanan Mukhayyam 2012 (Tri Mulyono, Lc )

Written By Qassam Corporation on Rabu, 13 Juni 2012 | 18.21


Catatan Perjalanan Mukhayyam 2012
Oleh
Tri Mulyono, Lc 

Pengantar
Tulisan ini adalah ungkapan isi hati secara pribadi terkait dengan kegiatan mukhayyam (kemah) yang ana (saya) ikuti pada tahun 2012 ini.

Sungguh menarik apa yang disampaikan oleh Ketua Bidang Kepanduan dan Olahraga DPW PK Sejahtera Lampung, sahabat ana saat menjadi santri DH akh Cucu Mulyono saat memberikan taujih kepada peserta mukhayyam di sela-sela kegiatan. Beliau mengatakan

bahwa para ikhwan dan akhwat juga melakukan survival. Mereka melakukaknya di gedung MPR, DPR, DPRD, dan itu bagian dari jenis survival yang tidak kalah pentingnya. Karena ia memasuki hutan yang asing, tempat yang asing, melakukan hal-hal yang belum pernah dialami sebelumnya, duduk di suatu kursi yang belum pernah ia lihat sebelumnya, berinteraksi dengan kondisi yang asing baginya”. Jika bukan karena perintah dan ta’at maka, pasti ikhwah dan akhwat tidak akan menerima tugas itu. Karena jika ia  gagal melakukan survival, maka ia akan tersesat di dalam hutan DPR, DPRD dan seterusnya, bingung, lewat...dan habis riwayatnya”.

Mudah-mudahan kisah yang sedikit ini memberi jawaban atas akhawat atau ummahat yang ingin mengetahui acara mukhayyam para ikhwah sehingga tidak ada kekhawatiran dan dapat memberikan motivasi kepada suami-suaminya yang enggan berangkat mukhayyam. Juga memberikan kesadaran yang tulus kepada ikhwan yang enggan ikut mukhayyam.

Kumpul di kantor DPW
Sebagaimana pada tahun sebelumnya para peserta mukhayyam berkumpul di kantor DPW PKS sebelum berangkat menuju lokasi. Pukul 16.00, hari Kamis 17 Mei 2012, para peserta mulai berdatangan. Bahkan yang dari luar Bandar Lampung ada yang sudah datang dari siang hari. Agendanya registrasi peserta hingga pukul 20.00.
Peserta telah siap dengan seragam kepanduan lengkap, kaos kepanduan, celana gunung, ransel, slayer, sepatu lapangan. Bahkan ada yang membawa peralatan memasak walaupun panitia tidak menyuruh. Mungkin, ini bentuk semangat para ummahat yang ingin memastikan suaminya tidak kelaparan.
Para peserta saling bersalaman saat hadir dengan peserta yang lain. Kesempatan ini ana jadikan sebagai momen yang berharga dapat bersalaman dengan peserta dari daerah lain, memandang satu persatu wajah mereka, mengingat kembali nama dan asal daerahnya. Sambil menunggu agenda pembukaan, para peserta saling bercakap, bergembira, saling menyapa, bercengkerama, mempersiapkan hal-hal yang mungkin dirasa kurang.

Pembukaan
Sekitar pukul 20.30 acara pembukaan Mukhayyam Menengah II 2012 dimulai. Seperti biasanya, ana mendapat tugas mendadak untuk membacakan do’a. Pembukaan dihadiri oleh ketua DPW ustadz Gufron Aziz Fuadi sekaligus sebagai instruktur upacara yang membuka acara dan memberikan arahan. Beliau memberikan taujih terkait dengan mukhayyam yang merupakan salah satu perangkat tarbiyyah ikhwan. Mukhayyam melatih kedisiplinan, kekuatan, kecepatan, ketaatan, ukhuwah, juga menjaga agar tetap bugar. Yang tidak kalah pentingnya kata beliau adalah mempersiapkan kader untuk memiliki suhu yang sama dalam menyambut tugas-tugas dan seruan-seruan dakwah.

Menuju Lokasi Mukhayyam (Youth Camp)
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok oleh panitia. Semuanya ada 12 kelompok. Tidak kalah menariknya adalah peserta mukhayyam dalam satu kelompok berasal dari DPD PKS yang berbeda. Satu kelompok berjumlah rata-rata 11 – 12 orang. Peserta harus mengenal nama-nama seluruh anggota dalam kelompokknya. Ana masuk kelompok 4 berjumlah 11 orang yang diketuai oleh akh wagimin (dari lampung-utara) peserta lain adalah : warman, tarmadi, yuda, haryanto, dedy, rukun, supri, ruswandi.

Seluruh peserta diberikan penjelasan terkait dengan kode-kode panggilan (peluit) dari panitia yang harus dipahami dan siap siaga jika mendengar aba-aba atau kode tersebut baik untuk ketua regu, anggota atau untuk keseleruhan. Juga kode atau isyarat suara apapun yang berasal dari panitia. Peserta mukhayyam dilarang membawa hp, panitia memberikan no khusus (panitia) agar disampaikan kepada istri atau keluarganya jika ada hal-hal yang perlu untuk disampaikan kepada suaminya.

Sekitar pukul 22.00 peserta mulai bergerak menuju kendaraan yang telah disiapkan panitia di depan kantor DPW. Ada empat mobil truk yang disediakan panitia. Masing-masing mobil truk diisi dengan tiga kelompok peserta. Jadi satu truk berisi sekitar 30 an orang lebih. Akhirnya ….peserta mukhayyam berangkat…bismillah…

Sampai di Youth Camp

Sekitar pukul 23.00 peserta sampai di lokasi mukhayyam, youth camp Hanura, Pesawaran. Tempat ini berupa hutan rakyat berisi tanaman buah-buahan seperti durian, duku, bercampur dengan tanaman hutan, semak dan kebun coklat. Ada sungai bersih yang mengalir di lokasi tersebut. Sungai yang dipenuhi dengan bebatuan gunung berwarna hitam. Di bagian depan lokasi ini ada tanah lapang terbuka yang sengaja di siapkan oleh pengelola untuk kegiatan yang melibatkan peserta yang banyak. Semua peserta turun dan berjalan menuju tanah lapang sambil menggendong ransel masing-masing. Suasana tenang.

Seluruh peserta dikumpulkan di tanah lapang tersebut dan berkumpul sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Mengumpulkan ransel dalam satu tempat dan setiap kelompok disuruh tidur mengitari tas-tas nya tersebut. Dibagi petugas hirosah (ronda) bergantian. Itulah tugas pertama dari panitia.

BOM pertama
Sekitar pukul 02.00 malam disaat sebagian besar peserta terlelap tidur, mereka dikejutkan dengan suara bom yang menggelegar keras berulang-ulang disertai suara mesiu. Suara berasal dari mercon khusus yang telah disiapkan oleh panitia. Semua peserta bangun dan segera, merapikan sepatu, slayer, tas ransel. Semua bangun. walaupun masih ada yang terkaget-kaget. Selanjutnya seluruh peserta diperintahkan untuk ibadah malam, qiyamul lail di tempat yang telah disediakan. Semua peserta beribadah. Qiyamul lail secara sendiri-sendiri.

Lailatul Katibah
Sekitar pukul 03.00 peserta mengikuti malam lailatul katibah mendapatkan taujih ustadz Herinov. Beliau memberikan penguatan kembali terkait dengan mukhayyam, sur’atul istijabah menyambut seruan jihad (contoh sahabat khanzalah yang sering disebut ghosil malaikat (yang dimandikan malaikat) karena ia gugur dalam keadaan masih junub. Ia tidak sempat mandi, karena berjihad tidak mensyaratkan mandi, karena junub tidak menghalangi dan membatalkan jihad. Juga Sahabat Abu Musa Al As’ari yang berlomba dengan anak-anaknya dalam rangka memenangkan siapa yang harus berangkat berjihad. Dan berangkat mukhayyam adalah bagian kecil dari latihan menyambut seruan jihad. Meninggalkan anak, istri, pekerjaan, dunia. Terakhir beliau menanyakan kepada setiap ketua regu untuk menjelaskan tentang tujuan mukhayyam dikaitkan dengan perjalanan dakwah saat ini.
Selesai taujih, kegiatan dilanjutkan dengan ibadah dzikir, tilawah hingga waktu subuh, sholat subuh, membaca al matsurat. Kemudian peserta ada yang melakukan push up, bending, sit up, back up. Kegiatan ini juga menjadi kewajiban setiap peserta yang harus dilakukan dalam sehari semalam sebanyak masing-masing 50 kali. Ditambah dengan kewajiban qiyamul lail, sholat dhuha dan tilawah ½ juz. Ada pula peserta yang tidur-tiduran karena cukup lelah.

Senam Pagi
Sekitar pukul 06.00 , hari jum’at, 18 Mei 2012, peserta dikumpulkan untuk melakukan senam bersama. Diawali dengan senam ruhul jadid sebagai pemanasan dan dilanjutkan dengan senam pks nusantara. Dibimbing oleh akh Eko ketua divisi oke (olahraga dan kesehatan DPW). Semua peserta mengikuti kegiatan ini dengan antusias, semangat.

Sarapan Pertama
Selesai senam, sambil menunggu sarapan, peserta diberikan penjelasan oleh akh Eko terkait dengan kebugaran. Selanjutkan sarapan pagi dengan menu nasi, sayuran, tahu bacem. Agenda ini hingga pukul 09.30-an ditambah dengan iqob-iqob (hukuman) bagi yang melanggar aturan yang terjadi saat sarapan. Seperti mengambil jatah air minum lebih dari satu, meninggalkan lokasi makan tanpa izin. Selanjutnya peserta diberi waktu 30 menit untuk sholat dhuha dan bersiap-siap agenda berikutnya.

Latihan PBB

Sekitar pukul 10.00 an peserta dikumpulkan kembali. Agendanya adalah latihan baris-berbaris (PBB) yang langsung dilatih oleh Marinir (angkatan laut). Ada 3 orang marinir yang datang saat itu. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok besar dan dilatih PBB oleh masing-masing Marinir.

Cuaca waktu cukup terik dan membuat kepala pusing. Apalagi yang tidak terbiasa berpanas-panasan dan dalam kondisi yang kurang fit. Banyak ikhwah yang tidak tahan dan izin kepada pelatih untuk istirahat. Latihan PBB selesai pukul 11.15 an kemudian peserta bersiap-siap untuk sholat jum’at. Sholat jumat dipimpin oleh akh Salman, MH (dari Lampung Tengah) sebagai khotib sekaligus imam. Beliau berkhutbah tentang niat dengan pemaparan yang sangat ilmiah dan menarik.
Selesai sholat jumat dilanjutkan dengan makan siang. Lauknya kalau tidak salah ingat nasi, sayur dan ikan.

Materi tentang Kesehatan
Agenda selanjutnya para peserta mendapatkan materi tentang medis dan non medis yang disampaikan oleh akh Mauludin dan pak Rosidin, S.Pd, hingga menjelang waktu asar. Dalam materi ini langsung dipraktekkan bagaimana melakukan pertolongan ringan kepada seseorang yang sakit. Seperti sakit kepala, pusing-pusing sebelah, keseleo. Secara spontan semua peserta menjadi pasiennya pak Rosidin. Selain peserta yang antusias dengan materi kesehatan, disisi lain ada peserta yang memanfaatkan materi ini untuk terlelap di bawah pohon dengan sepoi angin semilir ditambah dengan gemericik suara air mengalir  dari sungai yang berada tepat di belakang para peserta mukhayyam.

Outbound

Agenda berikutnya adalah out bound dengan 7 materi yang harus dilakukan oleh setiap peserta secara berkelompok. Ana tidak terlalu hafal istilah-istilah atau nama-nama permainannya dalam bahasa asingnya tapi setidaknya 7 materi tersebut antara lain
1.      Memanah
Setiap peserta diharuskan melakukan olahraga ini. Akh Agusrin sebagai instruktur memberikan teori memanah. Memegang busur  dan anak panahnya. Teorinya mudah, akan tetapi dalam prakteknya harus selalu dilatih hingga otot-otot lengan menjadi kokoh. Jari-jari harus kuat saat menarik busur dan anak panah, sekaligus ketepatan dalam membidik sasaran. Belum lagi jika memanah dilakukan sambil berkuda, naik kendaraan atau dalam keadaan sambil berlari, melompat dan sebagainya. Sungguh olahraga yang sangat penting bagi anak-anak kita.
2.      Menembak
Instrukturnya adalah akh Cucu Mulyono. Setiap peserta diberi kesempatan untuk berlatih menembak dengan senjata pistol (bukan sungguhan) dengan amunisi dari plastik. Meskipun peluru plastic,  jika peluru tersebut mengenai badan cukup menyakitkan, serta membuat buta jika mengenai mata. Prakteknya juga tidak mudah. Kekokohan dalam memegang senjata dan ketepatan dalam membidik adalah menjadi kata kunci (menurut ana ditambah dengan perasaan)
3.      Menyusun ban
Ada 5 buah ban yang telah disiapkan dan diberi nomor 1, 2, 3, 4, 5. Selain itu ada 3 buah patok bambu. Lima ban tersebut dimasukan ke dalam 1 patok bambu dengan urutan yang tidak teratur  nomornya. Setiap kelompok diberi tugas untuk menyusun, memindahkan dari satu patok ke patok yang lain agar ban-ban tersebut berurutan sesuai dengan nomonya 1 – 5. Permainan yang memerlukan kecepatan, kecerdasan, kesabaran, kerjasama. Permainan yang cocok untuk suami istri agar tetap rukun, damai, bahagia.
4.      Menusuk  balon
Dalam permainan ini, telah disiapkan balon-balon yang digantung oleh panitia dalam ketinggian tertentu yang tidak dapat dijangkau oleh dua atau tiga orang yang saling panggul. Tugasnya adalah menusuk salah satu balon hingga meletus. Sudah disiapkan alat tusuk dari bambu runcing yang ukurannya kurang dari sejengkal jari. Karena balon dalam posisi yang tinggi maka masing-masing kelompok membuat cara. Yaitu dengan masing-masing berangkulan membuat lingkaran untuk dinaiki pundak-pundak mereka oleh temannya yang lain yang akan menusuk balon. Permainan ini memerlukan kekuatan fisik terutama kaki dan pundak. Yang berhasil memecahkan balon  mendapat hadiah buah jeruk dari panitia.
5.      Tulup
Tulup adalah senjata tradisional berburu binatang dan berperang suku Sasak (Nusa Tenggara Barat). Cara penggunaannya adalah dengan cara ditiup. Alat ini berupa bambu kecil atau benda lain yang diberi lubang (berdiameter kurang lebih 2 – 3 cm)  dengan panjang bervariasi mulai dari 50 cm sampai dengan sesuai kebutuhan. Dalam mukhayyam cukuplah dengan menggunakan paralon berdiameter 2-3 cm dengan peluru dari paku kecil yang dililit dengan karton sebagai ekornya untuk mendorong paku agar dapat berlari lurus mengenai sasaran. Menurut ana, tulup melatih  kekuatan dan latihan pernapasan. Membunuh musuh dengan tanpa suara.



6.      Menjatuhkan diri dari ketinggian (Trust Fall)
Setiap peserta diharuskan untuk menjatuhkan badannya dari ketinggian tertentu dengan posisi membelakangi kelompoknya dan kelompoknya tersebut menyambutnya di bawah dengan jaring. Tentunya teknik menjatuhkan badan harus diketahui oleh setiap peserta sesuai arahan panitia. Sungguh permainan yang mendebarkan jika belum pernah melakukan atau yang sudah pernah juga berdebar-debar. Karena dalam mukhayyam kali ini memang betul-betul menjatuhkan diri dari ketinggian yang cukup tinggi. Permainan melatih banyak hal, antara lain keberanian, percaya diri, percaya kepada rekan, pasrah. Di kelompok kami ada satu orang yang belum pernah melakukannya. Kita beri motivasi untuk mencoba. Alhamdulillah…beliau mau melakukannya dan sukses…
7.      Turun dari ketinggian dengan seutas tali (Flying Fox)
Peserta menaiki tangga sekitar 15-20 meter kemudian turun dengan bergelantungan pada seutas tali dengan teknik tertentu. Permainan ini sendiri termasuk dalam kategori  high impact sehingga memerlukan peralatan yang memadai seperti : Carmantel, Sling Baja, Carabiner, Harnes, Pulley, dan helm. Cara mainnya sederhana. Setiap peserta outbound meluncur dari ketinggian melalui tali/sling yang telah disediakan. Tujuan permainan ini melatih peserta untuk cepat mengambil keputusan, melatih keberanian, mengubah pola pikir, memberi pengalaman baru pada peserta outbound.
Outbound berlangsung hingga menjelang maghrib. Perlu diketahui bahwa “mandi” tidak dikenal dalam dunia mukhayyam. Selepas sholat maghrib, dilanjutkan dengan makan malam dengan menu nasi, sayur, ayam atau telor.

Malam Haflah
Kata haflah adalah bahasa arab berasal dari akar kata ha-fa-la yang bermakna : beramai-ramai, berpesta, berkumpul. Haflah dimulai setelah sholat isya’. Acara ini diisi dengan penampilan-penampilan setiap kelompok mukhayyam.
Acara ini cukup heboh karena kreasi-kreasi bermunculan secara spontan, hobi lama muncul kembali. Ada penyanyi dadakan, pelawak, artis drama, politikus, dukun, dan sebagainya. Setiap tampilan diberikan nilai oleh kelompok yang lain. Disinilah letak obyektifitas dan subyektifitas kelompok yang diwakili seseorang dalam memberi nilai. Ada kelompok yang selalu memberi nilai dengan angka yang flat (tetap) 60 apapun tampilannya. Ada yang mematok nilai tetap 80, ada yang berubah-berubah sesuai dengan perasaannya dan sebagainya. Walaupun hanya permainan paling tidak melatih sikap kita dalam perjuangan dan penghargaan. Kreasi-kreasi yang luar biasa seperti itulah yang seharusnya senantiasa muncul dalam memenangkan dakwah ini. Berkreasi, bekerja, dan terus bergerak……biarkan orang yang akan menilai dengan nilai yang bermacam-macam, ada yang menilai 60, 72,5, 80…...  dan cukuplah Allah, rasul-Nya dan orang-orang yang beriman yang menilai.

Rohah…(istirahat)
Acara siang hari, haflah dan renik-reniknya membuat lelah peserta mukhayyam. Ana sendiri cukup berat menahan rasa kantuk saat acara haflah walaupun dapat bertahan hingga akhir acara. Selesai haflah tidak ada agenda kecuali rohah (istirahat, tidur) sampai subuh. Ibadah qiyamullail, tilawah, dilakukan masing-masing.


Senam Pagi  lagi, Sabtu 19 Mei 2012
Akh Eko ketua divisi oke hadir lagi, mengarahkan peserta untuk senam pagi. Peserta bersemangat menyambut karena ada sarapan setelah senam. Sebelum senam, dilakukan evaluasi oleh panitia terkait dengan tugas-tugas yang dibebankan kepada setiap peserta, sholat malam setiap malam, sholat dulu, tilawah, push up, bending, back up, sit up. Peserta hang tidak memenuhi target diberikan hukuman. Biasanya push up dan lari. Akhirnya senam nusantara selesai dilaksanakan dan sampailah pada kata kunci yaitu sa-ra-pa-n.  Kayaknya menunya nasi ayam lagi.



Perjalanan Survival
Tidaklah sempurna jika mukhayyam menengah tidak ada survivalnya. Agenda mukhayyam yang menggabungkan longmarch (berjalan kaki) dan survival (bertahan hidup dalam kondisi yang ekstrim). Barang-barang yang boleh dibawa saat longmarch dan survival ada 8 jenis, botol minuman kosong, pisau/golok, ponco (jas hujan), korek api gas, matras, garam, senter, dan tali.  
Selain delapan item tersebut, tidak ada yang boleh dibawa kecuali bagi yang sedang sakit tertentu dan sedang menkonsumsi obat, boleh dibawa. Acara pembukaan survival telah dilakukan. Kembali ana diminta memandu doa.
Jarak survival kali ini yang akan ditempuh adalah perjalanan selama 4 jam. Cukup pendek, karena waktu yang disediakan adalah sehari semalam. Sehingga oleh panitia,  perjalanannya ditetapkan ada 4 pos perhentian. Setiap berhenti diwajibkan memilih tempat, mendapatkan bendera (pos pertama warna merah, pos kedua warna kuning, pos tiga warna oranye, pos keempat warna putih), juga tugas mendirikan  bivak (tenda dari ponco). 
Sebelum berangkat, tanda-tanda akan turun hujan sudah nampak sejak pagi saat senam. Sehingga saat melangkah menuju perjalanan survival pun diiringi dengan rintik hujan yang lama-lama menjadi cukup deras, maka dengan segera peserta mengenakan ponco/jas hujannya. Ternyata hujan hanya sebentar. Ponco kembali dilepaskan karena terasa panas di badan.

Pos Pertama
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih satu jam (mendaki dan menurun), kami sampai di pos pertama hari sabtu 19 mei 2012 sekitar pukul 11 . Lokasi berupa kebun coklat. Para peserta langsung membuat bivak, selanjutnya istirahat dan ada pula yang mencari makanan. Ada yang dapat pepaya, pisang, kelapa, dan sebagainya. Karena pisangnya masih mentah maka dibakar dulu baru kemudian dimakan. Nikmat….
Di pos pertama ini para peserta melakukan kegiatan pribadi, ibadah sholat dhuhur, tilawah, tidur. Walaupun tidak nyenyak. Sekitar pukul 13 peserta dikagetkan dengan suara bom mercon yang sangat keras berkali-kali. Peserta dengan gerak cepat merapikan tenda, mematikan api, bersiap jalan kembali. Setiap kelompok tidak boleh melanjutkan perjalanan jika jumlah anggotanya belum lengkap.

Pos kedua
Perjalanan menuju pos kedua ini rutenya langsung menanjak. Para peserta banyak yang langsung lelah karena dari kondisi istirahat yang tidak nyaman langsung bergegas dan berjalan. Keringat dingin yang mengalir membuat kepala pusing. Alhamdulillah akhirnya kami sampai di pos kedua. Seperti saat di pos pertama, peserta mendirikan bivak dan ada tugas kelompok yaitu mencari 5 jenis makanan (buah-buahan) untuk diserahkan kepada panitia (teknik panitia mencari makanan). Lokasi pos kedua ini berupa hutan milik penduduk yang di dalamnya ada berbagai macam tanaman. Ada pohon coklat, kelapa, durian, jeruk, nanas, kopi, tangkil,salak, papaya, dan  tanaman hutan lainnya yang beraneka warna daun dan buahnya.


Cukup lama kami berhenti di pos kedua ini. Kami sholat maghrib dan isya dijamak. Selanjutnya duduk-duduk menunggu “bom” lagi. Ada yang rebahan, tiduran…hingga sampai waktu isya’ belum ada tanda-tanda perintah. Ana sampaikan ke teman-teman untuk bersiap-siap, bivak dirapikan, peralatan disiapkanb. Tidak lama kemudian sekitar pukul 21 saat-saat peserta sedang tiduran atau bahkan terlelap kembali, “bom” meledak. Semua bergegas, siap siaga, berbaris, menuju pusat suara panitia. Dibariskan, diperiksa. Ternyata ada peserta yang membawa barang-barang diluar 8 jenis tadi. Ada yang membawa “obat nyamuk” cair, minyak angin, minta makanan ke panitia, dan sebagainya. Ada satu kelompok yang tidak membuat bivak. Pantesan…ana lihat mereka nyantai-nyantai. Begitu mereka sampai di lokasi langsung menggelar matras dan tidur. Wah…enak bener. Rupanya mereka melanggar aturan. Akhirnya mereka diiqob disuruh untuk istighfar 30 kali. Mereka jujur telah melakukan kesalahan dan mereka berani untuk jujur. Pelajaran yang luar biasa. 

Perjalanan dilanjutkan dalam suasana yang masih terkantuk-kantuk, malam hari, lelah yang sangat. Tapi ana lihat semua peserta semangat untuk menyelesaikan survival ini. Dan setelah berjalan cukup lama sampailah kami di pos ketiga.

Pos tiga
Ana tidak tahu persis jam berapa sampai di pos tiga yang pasti lokasi pos tiga ini lebih sulit dibanding pos-pos sebelumnya karena kemiringannya cukup tajam sehingga cukup kesulitan membuat bivak dan menentukkan posisi tidur. Ana lihat ada yang tidur di luar bivak dengan posisi kaki sambil menjejak pohon sehingga tidak melorot turun. Bivak hanya sekedar untuk “hiasan” saja tidak dipakai untuk atap tidur karena memang posisinya tidak nyaman. Dalam kondisi yang demikian para peserta beristirahat, tidur. Dan malam harinya turun hujan rintik-rintik yang membuat peserta “terpaksa” harus memanfaatkan bivak untuk berteduh setengah badan atau tidur dengan posisi nglungker seperti ulat agar tidak kehujanan. Para peserta ada yang ana lihat melakukan qiyamullail, mereka bangun untuk sholat malam sendiri-sendiri, tapi banyak juga yang tetap terlelap. Posisi sholat menghadap kearah gunung (ke atas) agar tidak terjungkir walaupun mungkin arahnya tidak terlalu tepat menghadap kiblat dan memang tidak tahu persih arah kiblatnya (karena jika menghadap ke bawah pasti akan terjungkir dan merosot jatuh),. Kita berijtihad. Sholat subuh pun dilakukan dengan sendiri-sendiri karena sebenarnya survival ini adalah menuntut kemandirian secara personal. Ada pula yang tetap menjaga sholat berjamaah berdua dengan posisi yang kurang nyaman. Selesai sholat subuh kami sempatkan untuk berszikir  al matsurat.
Suasana mulai terang, suara burung menyambut pagi ramai bersahutan dengan kicauan yang beraneka ragam. Sungguh bersyukur diberikan telinga yang normal dalam pendengaran. Suara kicauan burung tiba-tiba lenyap dengan meledaknya suara BOM dari panitia yang sangat keras dan bertubi-tubi. Burung-burung spontan berhenti berkicau. Mereka berterbangan menjauh. Sepertinya mereka kaget layaknya kami juga kaget. Maka dengan terburu, bergegas semua pasukan merapikan bivak, dsb. Kelompok kami sudah memprediksi sebelumnya. Kami sudah siap. Bivak sudah rapi, matras, dsb sudah tersusun dengan mantap. Kami langsung menuju suara ledakan yang berada di lembah, dekat sungai. Setiap kelompok dicek oleh panitia. Kelompok yang jumlah anggotanya belum lengkap tidak dibolehkan berangkat. Alhamdulillah kami senantiasa kompak. Kami dipersilahkan melanjutkan perjalanan untuk menuju pos ke empat.

Pos empat
Sejak perjalanan dari pos tiga, suasana sudah mendung, langit gelap dan sepertinya akan turun hujan. Perjalanan dari pos 3 menuju pos 4  tidak kalah serunya. Rutenya cukup licin, ada rumput-rumput yang tumbuh dilereng-lereng pegunungan. Jika tidak hati-hati atau sepatu yang dipakai tidak kuat cengkramannya atau cakramnya sudah aus akan mudah terpeleset. Dalam suasana seperti itu hujan turun begitu deras. Alhamdulillah kelompok kami telah sampai di pos 4 saat turun hujan karena termasuk urutan ke dua sampai di lokasi yang berarti masih ada 10 kelompok berada diperjalanan. Semoga mereka tidak kesulitan.

Begitu sampai di pos ke empat hujan turun dengan derasnya. Kelompok yang datang lebih awal bisa membuat bivak dan berteduh di bawahnya. Sedangkan kami belum sempat membuat bivak dan akhirnya kami memakai ponco sebagai mantel dan duduk di bawah pohon-pohon yang ada cukup lama hampir 30 menit. Setelah hujan agak reda, kami segera membuat bivak. Para peserta yang masih dalam perjalanan semua rata-rata basah kuyup, mungkin sengaja hujan-hujanan karena memang tidak mandi selama beberapa hari. Hujan belum juga reda sehingga beberapa jam selama di pos 4 kami diguyur air hujan. Kesempatan itu kami gunakan untuk beristirahat, tiduran sebisanya karena posisi tempat di pos 4 juga miring.


Kembali Menuju pos utama
Tiba-tiba “bom” meledak lagi. Yang baru saja terlelap kaget luar biasa. Bahkan ada personil kelompok kami yang langsung pusing dan agak terhuyung akan jatuh. Dalam suasana hujan seluruh peserta bersiaga lagi. Bivak digulung, matras digulung siap melanjutkan perjalanan. Hujan belum reda dan masih turun dengan deras sehingga selama perjalanan  menuju pos pertama perjalanan licin, jalan becek, berlumpur dan mudah terpeleset. Perjalanan dari pos ke empat menuju pos utama ternyata tidak terlalu jauh. Kelompok kami adalah termasuk yang paling awal sampai di pos utama, yaitu nomor dua.

Seperti mukhayyam pada tahun sebelumnya, saat kami sampai di pos utama disambut oleh panitia. Mereka berbaris di kanan kiri jalan seolah kami adalah para mujahid yang baru pulang. Mereka tersenyum dan kami balas dengan senyuman. Suara takbir menambah suasana haru. Kami selamat sampai di pos. Kami masih hidup. Perjuangan menanti. Bagi ana pribadi, sambutan ini adalah sesuatu yang sangat romantic, memotivasi. Suara nasyid southul harokah dan  izzatul islam menambah suasana haroki, gegap gempita. Tidak hanya itu, suara bom mercon yang diledakkan oleh panitia saat kami mulai memasuki lokasi pos utama sudah membuat kami bangga, bahwa kami berhasil. Dengan agak berlari, kami menuju panitia yang telah berbaris di kanan kiri jalan. Kami disalami satu persatu kemudian diberi sepotong roti, satu buah apel hijau, dan teh panas,hangat dalam plastik. Luar biasa….setiap gigitan roti betul-betul rasakan nikmatnya, hangat dan  manisnya teh begitu pas dan harmoni dengan suasana hujan….subhaanallah. Semua menjadi cair, tidak ada sakit hati, kedongkolan hilang seketika.

Penutupan : Menangis lagi
Saat penutupan telah tiba, sekitar pukul 10.30 . Instruktur upacara adalah akh Cucu Mulyono langsung. Doa penutup dipandu oleh akh Sunu Purtono (sunu kecil, walaupun badannya tinggi besar).
Penutupan diakhiri dengan penyematan slayer secara simbolis disematkan kepada ketua-ketua regu dan dilanjutkan dengan bersalaman-salaman baik dengan panitia ataupun peserta.  Secara spontan saat akh Cucu menyematkan slayer sebagai tanda selesainya acara, kami mengiringi dengan nasyid (mengarungi samudera kehidupan….kita ibarat para pengembara….hidup ini adalah perjuangan ..tiada masa tuk berpangku tangan…) disertai irama tepukan tangan.
Dalam suasana yang seperti ini secara spontan air mata mengalir deras. Semakin ana tahan justru semakin mengalir dan bercampur dengan air hujan. Ana tidak tahu mengapa dalam suasana-suasana seperti ini, saat acara yang menyentuh  air mata mudah mengalir. Seperti tahun-tahun lalu saat penutupan mukhayyam, pasti ana menangis haru. Sebuah pemandangan kasih sayang sesama ikhwah di depan mata ana. Bersalaman, berpelukan, saling melepas kepergian. Setiap bersalaman dan berpelukan dengan mereka bertambah-tambah deras air mata mengalir. Ana merasakan begitu berharganya seorang ikhwah yang ana merasa khawatir akan kehilangan mereka. Mereka akan kembali ke rumahnya masing-masing, ke daerahnya masing-masing, berjuang kembali. Ya Allah selamatkan mereka hingga mereka kembali dan sampai ke rumahnya masing-masing bertemu dengan keluarga, anak dan istrinya.

Sungguh ! nyawa kita hanya satu. Sudah ada batas waktunya.
Jangan takut sakit karena mukhayyam…karena…
Tidak mukhayyam pun kita juga sakit dan mati.
Jangan berhenti untuk belajar empati
Tapi, karena empatilah kita mengatakan “jangan”
Jangan merasa yang terbaik
            Tapi yang terbaik adalah yang memiliki perasaan      
                        Jangan katakan kita masalah
                        Tapi katakan kpd masalah kita punya Allah.

(اَللّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمْ أَنَّ هَذِهِ القُلُوبَ قَدِ اجْتَمَعَتْ عَلَى مَحَبَّتِكَ وَالْتَقَتْ عَلَى طَاعَتِكَ وَتَوَحَّدَتْ عَلَى دَعْوَتِكَ وَتَعَاهَدَتْ عَلَى نُصْرَةِ شَرِيعَتِكَ فَوَثِّقِ اللَّهُمَّ رَابِطَتَهَا وَأَدِّمْ وُدَّهَا وَاهْدِهَا سُبُلَهَا وَأمْلَأْهَا بِنُورِكَ الَّذِي لاَ يَخْبُو وَاشْرَحْ صُدُورَهَا بِفَيْضِ اْلإِيَمَانِ بِكَ وَجَمِيلِ التَّوَكُّلِ عَلَيْكَ وَأَحْيِهَا بِمَعْرِفَتِكَ وَأَمِتْهَا عَلَى الشَّهَادَةِ فِي سَبِيلِكَ إِنَّكَ نِعْمَ اْلمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرِ اَللَّهُمَّ آمِينَ وَصَلَّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهَ وَصَحْبِهِ وسلم).
Share this article :

1 komentar:

  1. barakallah... semoga ada pelajaran berharga yang bisa kita petik bersama.

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template | PKS PIYUNGAN
Copyright © 2011. PKS-BANDAR LAMPUNG - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger